Siapa di belakang kita?
— kataku: sekelumit cahaya dari celah pohon akal.
akarnya dari dasar tanah budi — meranggas
ke kebun janji yang telah lama terpateri.
tompokan lalang dari benih iri dan putus asa
telah lama terpancung dek tajamnya mata angin
— terpental begitu saja.
Siapa di belakang kita?
— katamu: sekilas kilat dari rekahan awan alpa.
silaunya dari lengkung langit rona — menggelepar
ke bumi pora yang telah lama terseksa.
jaluran pelangi dari gerimis dendam dan prasangka
telah lama terpanggang dek pijarnya api sukma
— ruyup entah ke mana
Siapa di belakang kita?
— katamu: kudengar
berkali-kali jerit menggema dari tulangku
ulang berulang pekik menggaung dari uratku
golak bergolak lolong menggunung dalam darahku
Siapa di belakang kita?
— kataku: kudengar
hanya sekali bisik merisik dalam kalbuku:
“di belakang kamu, hanya debu. sejak dulu…”
ZAEN KASTURI
Kuala Sg. Baru, Melaka
sungguh indah lagi puitis karya ingatan kepada kawan xv1 ini..bisa menandingi bayu pantai yang sedang berpuput ketika ini..tahniah zaen kasturi.
baru berkesempatan/mengetahui/mula berjinak-jinak melayari log/web ini…
Cadangan: perlu diupdate.