‘Mati’ sebelum Engkau Mati ~ Jalaluddin Rumi

Tafsiran Muutu Qabla anta Muutu : Rumi
(‘Mati’ sebelum Engkau Mati)

Kau sudah banyak menderita
Tetapi kau masih terbalut tirai’
Karena kematian adalah pokok segala
Dan kau belum memenuhinya
Deritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’
Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga
Ketika dua dari seratus anak tangga hilang
Kau terlarang menginjak atap
Bila tali kehilangan satu elo dari seratus
Kau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timba
Hai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahu
Sebelum kau letakan “mann” terakhir…

Perahu yang sudah hancur berpuing-puing
Akan menjadi matahari di Lazuardi
Karena kau belum ‘Mati’,
Maka deritamu berkepanjangan
Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajar
Ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi
Sebelum gemintang bersembunyi
Arahkan tombakmu pada dirimu
Lalu ‘Hancurkan’lah dirimu
Karena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…

Wahai mereka yang memiliki ketulusan…
Jika ingin terbuka ‘tirai’
Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’
Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburan
Akan tetapi karena ‘Kematian’ adalah Perubahan
Untuk masuk ke dalam Cahaya…
Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnya
Ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nya
Ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar
Ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…

(Mawlana Jalal ad-Diin Rumi)

7 Responses to ‘Mati’ sebelum Engkau Mati ~ Jalaluddin Rumi

  1. anakkawi berkata:

    Hargailah, hidup sebelum mati…

  2. joe786 berkata:

    mati sebelum mati…?? berserahlah diri kepada Allah 100%.. tinggalkan dunia… barulah dapat rasa mati sebelum mati.. insyalllah..

    • Nabdullah007 berkata:

      Jangan kau tinggalkan dunia. Tanpa dunia kau ngak bisa kenali akhirat, kau ngak bisa kenali dirimu dan kau ngak bisa kenali Allah yang nyata.

  3. andreamlands berkata:

    mati,.. sudah banyak yang hidup tapi mati

  4. burn berkata:

    bilakah kita akan mati wahai sahabat2 ku…
    adakah anda semua sudah mati???

  5. […] 5 Komen | Jalaluddin Rumi | Pautan Kekal Dikirim oleh Haniey […]

Tinggalkan komen