Sajak Burung-Burung Kondor – WS Rendra
Angin gunung turun merembes ke hutan,
lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas,
dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau.
Kemudian hatinya pilu
melihat jejak-jejak sedih para petani – buruh
yang terpacak di atas tanah gembur
namun tidak memberi kemakmuran bagi penduduknya.
Para tani – buruh bekerja,
berumah di gubug-gubug tanpa jendela,
menanam bibit di tanah yang subur,
memanen hasil yang berlimpah dan makmur
namun hidup mereka sendiri sengsara.
Mereka memanen untuk tuan tanah
yang mempunyai istana indah.
Keringat mereka menjadi emas
yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu di Eropa.
Dan bila mereka menuntut perataan pendapatan,
para ahli ekonomi membetulkan letak dasi,
dan menjawab dengan mengirim kondom.
Penderitaan mengalir
dari parit-parit wajah rakyatku.
Dari pagi sampai sore,
rakyat negeriku bergerak dengan lunglai,
menggapai-gapai,
menoleh ke kiri, menoleh ke kanan,
di dalam usaha tak menentu.
Di hari senja mereka menjadi onggokan sampah,
dan di malam hari mereka terpelanting ke lantai,
dan sukmanya berubah menjadi burung kondor.
Beribu-ribu burung kondor,
berjuta-juta burung kondor,
bergerak menuju ke gunung tinggi,
dan disana mendapat hiburan dari sepi.
Karena hanya sepi
mampu menghisap dendam dan sakit hati.
Burung-burung kondor menjerit.
Di dalam marah menjerit,
bergema di tempat-tempat yang sepi.
Burung-burung kondor menjerit
di batu-batu gunung menjerit
bergema di tempat-tempat yang sepi
Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu,
mematuki batu-batu, mematuki udara,
dan di kota orang-orang bersiap menembaknya.
WS Rendra
slamat jalan pahlawan besar semoga semua amal baktimu diterima DISISI TUHAN, dan semoga setiap cita cita luhurmu bisa diterwujud di hari kelak
salam
innalillahi wa inna ilahi raji’uun.
ta’ziah buat k’ga almarhum semoga Allah mengampuni merahmati dan meletakkan dia pada maqam org baik2. aamiin.
selamat jalan WS Rendra :
kubaca syairmu dan tersadar diriku
sudah berjalan jauh pada masanya
kuhindari belokan tajam sekali
dari masa kejayaanmu dulu
sore menjelang malam
semangat yang letih
yang berlalu jauh…
sebuah episode yang hilang
diantara semak-semak dan taman kota sepi
anak berlarian pada lapangan yang terbakar
kotamu menyimpan seribu duka lara
ada yang naik ada yang tertunda
dan tak datang lagi…
diam-diam kucumbu rayu pacarku
habis sudah rasa cemburuku di dasar hati ini
SAYA TAK TAHU HARUS MENGATAKAN APA. KALA SEORANG PENYAIR SETARF DUNIA/KALIBER DUNIA YANG SEHARUSNYA MENJADI IKON BUDAYA YANG SANGAT BERHARGA TAOI DI NEGERI SENDIRI SEORANG WILLY BAGAIKAN SAMPAH PEMERINTAHAN YANG HARUS DIABAIKAN
Zat sejarah bisa mati.
Makna Sejarah Bahasa Hidup
indah sungguh puisi kakang,bisakah ku miliki naskah catatanmu.kalau boleh terbitan terkini.
Ibu sosok pribadi yang baik ramah dan sopan
memberi nafas kelahiranku
aku dilahirkan ke dunia fana
aku tercipta sempurna
dari mana datang aku adalah kuasaNya
aku meras dia akan pulang dari peristiwa ysng mngenai tubuhnya ynag masih sanggup membantu kesibukan
dan adiknya telah tiada
aku terpilih sederhana di kampus terhormat
aku datang aku pilih yang benar
dan jadilah masa dulu yang teras di masa mudaku dulu
ini bukan masalah perasaan
sayang Ibuku telah tua
aku dulu dibantu pada masa susahku
dan kini beliau akan dapat istirahat panjang
akupun segera berbadah memohon ampunanNya kalau beliau harus dicoba oleh yang Maha kuasa
adiknya telah tiada dan beliau biasa saja
aku pamit pada beliau kalau aku sekarang telah jadi sarjana hukum dan bekerja di kantor swasta…
terima kasih Ibu dan adik Ibu
aku kagum pada semangat dan perjuanganmu wahai sang penyair!!!
berikan pada kami apa yang kau ketahui, semogaa kau diterima di sisiNya
puisi yang bagus
asalamualaikuum wr wb, pak Rendra, izinkan saya membacakan puisi ini ya… terima kasih banyak, salam hangat,
indra irawan
sebuah karya yg tidak hanya bagus melainkan sangat bagus,,pujangga,,penyair,,sastrawan kebangaanku,,,,
parafraseny gimana ya?
[…] Ref: https://penyair.wordpress.com/2009/08/07/sajak-burung-burung-kondor-ws-rendra/ […]
[…] https://penyair.wordpress.com/2009/08/07/sajak-burung-burung-kondor-ws-rendra/ Categories Puisi Tags Puisi Post navigation Candi […]