Sajak Nyanyian Suto Untuk Fatima – WS Rendra
Dua puluh tiga matahari
bangkit dari pundakmu.
Tubuhmu menguapkan bau tanah
dan menyalalah sukmaku.
Langit bagai kain tetiron yang biru
terbentang
berkilat dan berkilauan
menantang jendela kalbu yang berdukacita.
Rohku dan rohmu
bagaikan proton dan elektron
bergolak
bergolak
Di bawah dua puluh tiga matahari.
Dua puluh tiga matahari
membakar dukacitaku.
Nyanyian Fatima untuk Suto
Kelambu ranjangku tersingkap
di bantal berenda tergolek nasibku.
Apabila firmanmu terucap
masuklah kalbuku ke dalam kalbumu.
Sedu-sedan mengetuk tingkapku
dari bumi di bawah rumpun mawar.
Waktu lahir kau telanjang dan tak tahu
tapi hidup bukanlah tawar-menawar.
~WS Rendra
Makianmu tak akan ku gubris hingga mentari tak lagi gagah
Namun setia pada malam merupakan hak juga pilihan yang siapapun boleh memilikinya
Asal jangan menapaki jejak-jejak pencoleng yang gentayangan di bawah bulan
Norma-norma dan kesopanan hanya milik binatang malam
Namun jangan padamkan perapian
Segala pujian untuk tuhanku
yang menghamparkan hamparan
untuk aku bersimpuh didepanmu
hingga airmata tigris mengalir
takutkan azabmu
gementar segala jiwaku
ciptaanmu aku adalahhambamu
yang tak peka laranganmu
mendabik dada menzalimi diri
bersama noda dan dosaku
aku dihadapanmu diatas hamparan mu ini
menadah tangan dan tangisan
agarkau tuhan yang satu
ampunilah dosa-dosa hambamu ini
yang amat kerdil disisimu
~Ria Darwina~
[…] 2 komen | WS Rendra | Tagged: WS Rendra | Pautan Kekal Dikirim oleh Haniey […]