Dari Benua Cinta Penyair ~ Kemala

Dari benua cinta penyair
ke tanah bertuah bangsa
selepas setengah abad
mencecapi makna merdeka

1
Dari Benua Cinta penyair kujelang Tanah Bertuah Bangsa
Kuendapkan kelezatan maknawi mencecapi setengah abad

merdeka.
Merdeka hakiki, merdeka hayati, merdeka batini, merdeka

kecubung
Mimpi berpalang, belenggu keroyokan asing
Empat-setengah abad. Kami adalah bulan putih, matahari
Bersinar membinari hidup. Kami adalah
Kedaulatan pertama. Ilahi merestui dan mematrai
Selaksa gurindam, bergugusgugus doa kudus.
Dari Benua Cinta Penyair
Ke Tanah Bertuah bangsa. Kami membaca
Hikayat Delima Derita
Dengan liangliang sukma kami
Dibantai pelurupeluru bandit.
Kami menempeli lembaran yang robek dimakan bubuk
Dan anaianai. Merbau dan Kruing, Nibung dan Petaling
Kami pikul dari belantara gelap kini tertancap di dadamu
Seribu tiang seri Rumah Warisan
Monumen Keprihalan pahlawanpahlawan kecil
Tak bernama, hilang tak kembali di malam kemerdekaan
Yang gerimis. Ada desis mendesis tiba,” Kami hilang tapi
Roh kami tetap mengusap tiap jalur, bulanbintang panjipanji
Itu tubuh, darah dan kalbu kami. Kami gugur
Demi maruah pribumi dan daulah para leluhur!”

II

Selepas setengah abad terdampar, di hadapan kalian kini
Limapuluh album lusuh. Tangan mulus srikandi mana
Bakal mengelus dan menyeka debudebu musim
Menyusun, mengitar, mengawet potret tua pada sudut
Album baru yang sahih. Ada yang kelabu, ada yang

tercetaicetai
Terperangah dicakar serigala lapar. Ada kebenaran yang
Tetindih dan ada sukma wangi dihunjami tangkulak.
Aduh, dimanakah Jiwa anggun dahulu, Kekasihku?
Aku menerjang ke malammalam sepi yang panjang.
Aku menggali wilayah karang tajam di dasar laut dalam
Ini pancaroba. Ini kerikil tasbih ditampar taufan.
Rindu apakah ini Kekasihku? Qasidah tajalli benangnya
Rohani. Nasyid dan Ghazal, Seloka dan Pantun
Bersatu dengan dendam berkurun. “Kembalikan Diri
Yang terpenjara, dicambuk mungkar Karun
Sebelum padam api kemerdekaan anggun!
Dari Benua Cinta Penyair, ke Tanah Bertuah Bangsa
Selepas mencecapi Makna Merdeka
Angin tanah air berkesiur, “Ini kemerdekaan,
Ini kunci iman, Rindu Keanggunan, bara hasrat
Yang kugenggam dari binar tujuh cakrawala,
Bak Cinta kasmaran menembusi tujuh lapis bumi
Lalu kucanai Kunci Firasat, Kunci Makrifat
Kunci Hakiki,
Kunci Kasih
Kunci Rohani!

KEMALA
Kuala Lumpur, 10 Mac 2007
( DEWAN BUDAYA Mei 2007 )

Tinggalkan komen