Derai-derai Cemara ~ Chairil Anwar

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

Chairil Anwar
1949

10 Responses to Derai-derai Cemara ~ Chairil Anwar

  1. faiz berkata:

    salam!
    aku mau ngutip chairil anwar. dikit cuma, hanya bagian :sekarang aku aku sekarang orangnya bisa tahan
    sudah berapa waktu bukan kanak lagi…
    dan
    hidup hanya menunda kekalahan

  2. raka berkata:

    ini puisi termasuk kategorim puisi2 terakhir chairil sebelum meninggal. i love it

  3. sonik berkata:

    aku mau koleksi chairil anwar…
    mau jadikan rujukan…
    boleh aku ambil sedikit?

  4. Agustin berkata:

    Aku ingat ketika kelas 3 SMA jurusan bahasa. Puisi ini dibahas bersama, sendu ternyata ya. Akhir hidup seorang penyair yang rapuh dan abu-abu. Puisi ini mengingatkan aku tentang sebuah ketegaran. Bersabar saat diberi ni’mat, bersyukur saat diberi ujian. i loph this poem

  5. Khoirun Nisa berkata:

    Aku kagum banget dengan chairil anwar, beliau adalah seorang penyair yang handal. Aku memang mempunyai cita-cita sebagai seorang penulis.

  6. madim berkata:

    aku sangat salut & kagum dengan khairil anwar.

  7. zikry ananda berkata:

    stiap kata yg keluar dr mulutmu smua@ jd puisi.luar biasa

  8. adita berkata:

    inspirasi terbesar bagi penyaiir muda …
    chairil anwar… penyaiir paling hebat yg indonesia miliki pd tahun.a – sekarang ….

  9. MARS berkata:

    KERAPUHAN ITU KEKUATAN

  10. cWe TauRuSz berkata:

    kaGum ak dgan’ny.. mmbuat puisi dngan kta2 yg bnar2 indah..
    chairil anwar so2k yg bsa dcontoh.. puisi’ny mnusuk lngsung tpat d ulu hati..
    agar yg mmbaca selalu trpesona..
    smoga chairil anwar, bsa ttp jaya..

Tinggalkan komen