Sajak Si Karang Yang Hiba

Julai 28, 2010

Kaku lenggok gemalai si karang
tersadai di permatang pasir pantai
sedih memandang senyum si rumpai
segar menari tarian dunia laut
diusik anak-anak ikan ceria
di balik batu si kerang giat mengintip
ghairah memandang keriangan di dasar

Itulah yang bermain di fikiran
bagaimana harus ia kembali
mengecapi saat-saat gemilang

Kemilau mentari
menerjah ke mata si karang yang hiba
sebentar lagi diam duduk si karang berpindah
ke rumah besar tentunya di sana
di persada hiasan
dipamerkan bakal diberi pujian

Si karang tambah hebat merintih kesedihan
tika ucapan selamat tinggal rakan-rakan sepermainan…

Ophan Bunjo
Lahad Datu 2010


Puisi : Sebelum Ku Pergi

Jun 8, 2010

SEBELUM KU PERGI
KU INTAI MIMPI SEMALAM
HARUM MEWANGI
MENYELINAP RINDU
SESEGAR MAWAR DINIHARI

SEBELUMKU PERGI
KUTABUR BUNGA IMPIAN
SEGENAP DERAP KENANGAN
BAUNYA MENGASYIKKAN
HIDANGAN RINDU BERTANDANG
MEMBASUH BERIBU KESEDIHAN

SEBELUMKU PERGI
KU TADAH BEKAS – BEKAS KELUKAAN
MENGUMPUL CALAR PERASAAN
DI SETIAP RUANG
MERAH PEKAT KEHITAMAN
PEDIH,DUKA KESAKITAN
BEKAL MEMORI MENDATANG

SEBELUM KU PERGI
INGINKU MILIKI SEMUA
HATI KUDUS MANJA
SEORANG INSAN
BERNAMA PEREMPUAN
AGAR SETIA SEPANJANG ZAMAN

SEBELUM KU PERGI
HARAP DAPAT KUHIRUP
PEMBERIAN KEMAAFAN
PENAMAT SALAM
MELABUH TIRAI
SATU PERHUBUNGAN

SEBELUMKU PERGI
INGINKU TERUS MENYAYANGI

SETELAH KU PERGI
ABADIMU SENTIASA DI HATI

NUKILAN:
MOKTHA
26.05.2010
Email: Mokhtarcki@yahoo.com


Puisi: Hawa yang Istimewa

Mei 29, 2010

Duhai kaum Hawa…
Sungguh mulia tempatmu
Terlalu istimewa sifatmu
Tak ternilai kudratmu
Meski masih bisa tertawa
Di kala saat-saat duka
Gahnya air mata itu
Di sebalik keindahan alis matamu
Itulah kelemahanmu
Namun percayalah
Titis kaca itu adalah tulang kekuatanmu jua
Yang bisa runtuhkan ego Adam
Yang bisa runtunkan jiwa Adam

Senyumlah wahai Hawa
Ukirlah seikhlas wajahmu
Sucikanlah ruang hatimu
Kerna ku jua tau
Tulus budimu
Semulus kasihmu
Yang bisa menggoncang dunia
Yang bisa membuka mata semesta

Terima kasih Tuhanku
Aku lahir ke dunia sementara ini
Dalam dunia Hawaku…

Duhai kaum Adam…
Hargailah kasih sayang Hawa
Yang tiada galang ganti
Yang dicurahkan bersama doa
Tanpa Hawa
Dunia ini akan hilang hiasnya
Akan pergi serinya
Tinggallah Adam di sini
Menghitung kesalan di benak hati
Membiarkan Hawa melangkah sepi…
Jangan biarkan Adam dan Hawa terpisah akhirnya…

Nukilan:
No-rulesz Has’z


Koleksi Puisi Khadijah Hashim – Mencabar Kepayahan

September 6, 2009

MENCABAR KEPAYAHAN

Krisis ekonomi baru virus baru
muncul pantas tanpa diduga
itu tembok berduri minta disapa
rugi jika tidak berani mencuba
malu jika tidak bereksperimen
mencabar akal mencari yang murni
di alam semesta diatur selesa
sedangkan langit belum runtuh
matahari masih terbit di Timur
murai merbah terus bernyanyi
rambutan pulasan ranum di dusun
setiap yang wujud berfungsi
sederap langkah akan ditanya
kenapa murung berputus asa?

Mari mendaki si Gunung Tahan
gunung yang hendak ditakluki
juga semangat diri sendiri
sama sukarnya menakluki Everest
tiada emas di puncak sana
pulangnya tanpa janji duit seguni
cuma emas lain dimiliki
lulus ujian mencabar kepayahan.

KHADIJAH HASHIM
TTDI, Kuala Lumpur