Paman Doblang – WS Rendra

Paman Doblang! Paman Doblang!
Mereka masukkan kamu ke dalam sel yang gelap.
Tanpa lampu. Tanpa lubang cahaya. Pengap.
Ada hawa. Tak ada angkasa.
Terkucil. Temanmu beratus-ratus nyamuk semata.
Terkunci. Tak tahu di mana berada.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Apa katamu?

Ketika haus aku minum dari kaleng karatan.
Sambil bersila aku mengharungi waktu
lepas dari jam, hari dan bulan
Aku dipeluk oleh wibawa tidak berbentuk
tidak berupa, tidak bernama.
Aku istirah di sini.
Tenaga ghaib memupuk jiwaku.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Di setiap jalan mengadang mastodon dan serigala.
Kamu terkurung dalam lingkaran.
Para pengeran meludahi kamu dari kereta kencana.
Kaki kamu dirantai ke batang karang.
Kamu dikutuk dan disalahkan.
Tanpa pengadilan.

Paman Doblang! Paman Doblang!
Bubur di piring timah
didorong dengan kaki ke depanmu
Paman Doblang, apa katamu?

Kesedaran adalah matahari.
Kesabaran adalah bumi.
Keberanian menjadi cakerawala.
Dan perjuangan
adalah perlaksanaan kata-kata.

Sajak Rendra (Depok, 22 April 1984)

7 Responses to Paman Doblang – WS Rendra

  1. Dhamah Syifflah berkata:

    Bahasa-bahasa kerinduan…

    Bahasa-bahasa kerinduan…
    Mengajar menyelami kesunyian…
    Menembus ruang kegelapan …
    Membentuk satu keperibadian….
    Mengengam rahsia digengaman…

    Bahasa-bahasa kerinduan…
    Merungkaikan setiap pertemuan…
    Dijelaskan tanpa halangan…
    Meneguhkan ikatan kesetiaan….
    Berdiri sempurna pegangan…

    Bahasa-bahasa kerinduan…
    Bukan sengaja dilemparkan…
    Bukan bermadah sebarangan…
    Hadirnya bukan hiasan…
    Semata-mata menerangkan….

    Bahasa-bahasa kerinduan…
    Tidak menelan kemanisan…
    Tidak memuntah kepahitan…
    Gengamnya lantas menyatukan…
    Amanlah ditempat persemadian…

    Bahasa-bahasa kerinduan…
    Sematkanlah benih percintaan…
    Melimparkan segala khayalan…
    Membuka gerbang pertemuan….
    Kau Aku Dia disatukan…
    Dalam babak percintaan…

  2. david berkata:

    Turut berduka cita atas berpulangnya mbah surip dan ws rendra,
    http://wwwvideoindonesia.blogspot.com
    Semoga arwa kedua nya diterima disisi Nya.Amin

  3. sang pendosa berkata:

    selamat jalan wahai “burung merak”…
    paruh mu akan selalu tajam seperti karyamu…
    [..]

  4. jajang berkata:

    selamat jalan wahai burung merak..
    jasa-jasamu bagi bangsa ini khususnya bagi kesusastraan indonesia akan selalu ku kenang…
    dan semoga arwahmu di terima di sisi ALLOH SWT, AMIN….
    mmm semua karya-karyamu is the best lah…
    I love u full

  5. dominikus raja berkata:

    Slamat jalan guru besar……karya karyamu sama dengan jabatanmu…….besar…..kata kata mu setajam silet yang tipis……raunganmu….se garang Harimau lapar……kami akan mengikuti jejakmu……dari kami …….Gerombolan Anak Seni…..( G 4 5 )

  6. dody darmawan berkata:

    selsmat jalan sahabat semoga arwahmu diterima di sisinya

  7. rian berkata:

    kepergianmu seperti induk elang yg tak kunjung pilang,sementara anak elang terus menunggu sang induk pulang membawa makanan,tapi sang anak elang tetaplah seekor elang

Tinggalkan Jawapan

Masukkan butiran anda dibawah atau klik ikon untuk log masuk akaun:

WordPress.com Logo

Anda sedang menulis komen melalui akaun WordPress.com anda. Log Out /  Tukar )

Facebook photo

Anda sedang menulis komen melalui akaun Facebook anda. Log Out /  Tukar )

Connecting to %s

%d bloggers like this: