Beratus tahun lagi, mungkin rumahku akan tetap
sebuah batu, lantai lantai lumpur membenamkan
kaki-kaki kami yang telanang dan sakit.
mulut-mulut kami diganjal meja-meja tulis yang
mengatur tangan-tangan diborgol.
pikiran dibuka buat ladang bunga: keindahan
sebagai frangiala!
sungai diseberangkan lewat pintu-pintu
matahari digantungkan pada atap-atap: kepongahan
tak akan lumer. dengan lumpur sebagai lantai
yang disimpannya.
orang-orang pintar mencatat huruf-huruf
dalam batin kita.
orang-orang pintar mencatat syair-syair sakit
dalam otak kita
orang-orang pintar mengetiknya
pada melembung angin, menempelnya pada
perut kenyang mereka.
rumahku: akan tetap sebuah batu.
~ Dorothea Rosa Herliany