Seorang anak laki-laki menangis dan berteriak di belakang jenazah ayahnya,
Dia berkata, “Ayah! Mereka membawamu ke tempat di mana tidak ada pelindung lantai. Di sana tidak ada cahaya, tidak ada makanan; tidak ada pintu maupun bantuan tetangga…”
Joha, diperingatkan karena penjelasan tampaknya mencukupi, berteriak kepada ayahnya sendiri:
“Orang tua yang dihormati oleh Allah, mereka diambil ke rumah kami!”
~ Jalaluddin Rumi
SENDU ANAK DI BUMI PERANG
Sendu menggapai pilu yang bukan kepalang
merintih anak-anak kecil di tengah padang jarak
membelai gerigis yang menikam sukma
melihat kehancuran demi kehancuran
yang makin membentang luas
Sendu ngilu melabuh sengsara anak-anak
yang kehilangan permata hati
dan segala yang merantai pemandangan
adalah sebuah kekosongan ngeri
yang menghitung duka
Sendu anak-anak di gelanggang perang
adalah sendu yang bersalut gebar hitam
yang sukar dirungkai maknanya
kerna mentari esok masih belum bersinar
sendu anak-anak masih bergelandangan.