Katakanlah,
Jalan terbuka ini
Yang menjalar dari puncak gunung, melengkar
Lembut perlahan, berhenti sebentar di titian.
Di arus sungai telah ku lempari batu-batu kecil
Di ujung embun menitis sebuah rindu
Aku mencairkan cinta
Kau melihat ku
Begitulah saat-saat keinginan diri
Terbentur
Ujung tumit ku yang pecah
Dari retakan terhalus
Membelah dan perih tiba-tiba menyentuh air asin laut-Mu
Mata kian pedih bila malam-malam menunggu
Kau, Kekasih
Aku melutut di rahmat-Mu
Sebuah cinta sebenarnya berada
Di kepak-Mu, aku menghulur tangan
Menampung titis suci
Di taburan haruman kasih
Aku telah kelu,
Tuhan ku
Bersama-Mu
Cinta menjadi manikam dengan seribu warna
Sekelian para kekasih menghimpun kenangan
Semua telah menepikan janji
Atau aku yang dulu sering membisiki dan merindui
Kini
Cinta menjadi satu
Aku telah masuk ke awan terbelah
Ke sebuah pintu rela
Penentuan-Mu, ya rabbi.
~ Siti Zainon Ismail